Sebab Pendidik Tetap saja Masih Butuh Seorang Pendidik (Mereka Orang Tua Luar Biasa)

Flexslider

» » Sebab Pendidik Tetap saja Masih Butuh Seorang Pendidik (Mereka Orang Tua Luar Biasa)

Sebab Pendidik Tetap saja Masih Butuh Seorang Pendidik (Mereka Orang Tua Luar Biasa)

Terlepas dari pribadi mendidik, sesungguhnya kita butuh pendidik untuk kita sendiri.
Sehebat apapun intelektual dan pola logika berpikir, tetap saja, kadang kita lemah dan butuh pengharapan dari orang lain.

Pendidik itu bisa kita peroleh di mana saja. Mungkin, jangan sepelehkan orang di samping kita. Bhawasanya orang tua kita. Memang mereka tidak mendapat jebolan pendidikan seperti kita, namun, betapa kuatnya naluri mereka.

Ingat ! Bersumber dari mereka kita bisa berbahasa.

Saat melahirkan kita, pasti Ibu sudah memulai berkomunikasi seolah2 bayi dgn tubuh mungil, merah dan masih memiliki bibir perawan tanpa bisa difungikan untuk berkomunikasi, namun seorang IBU mulai mengajak kita berbicara.

Seperti itulah proses kita memperoleh kosa kata. Kita bisa menyebutkan kata Mama sebab teradobsi dari bahasa Ibu. Begitu juga dengan Kata Ayah, Kita peroleh dari mereka. Luar biasa bukan ?

Dan sekarang, kita telah dewasa. Banyak memperoleh informasi di luar dari jangkauan orang tua. Bahkan mereka bingung dengan bahasa kita saat ini.

Ada yg mungkin sudah bisa 7 bahasa ada yg sudah 10 bahasa, tapi kita harus ingat, bersumber dari Kedua orang Tualah KITA BISA BERBICARA.

Sekarang Sudah dewasa, mereka orang tua otomatis bertambah umur juga kan ?
Bayangkan, berapa banyak perubahan di kulit dan bagian tangan yg mungkin sudah mulai kusam. Rambut sudah beruban. Dan sesosok Ayah yg mulai membungkuk, kerasan dan masih tetap diam.

Walau terkadang, Ayah memang keras. Wajar saja, Ia terlalu mengalami hari2 penuh tantangan. Sebagai pekerja kasar, ia tak pernah merasa kalah walau harus bertarung dengan teriknya matahari dan dinginya ketika hari itu hujan.

Aktifitas itulah, kadang membuat sosok Ayah yg sebenarnya menyanyangi kita berubah seolah diam dan mengeluarkan bahasa "keras" saat mereka mulai marah.

Kita harus sadar, betapa mereka benar mencintai kita walau kadang mereka terlihat hanya diam dan tidak berbagi masalah.

Orang tua kebanyakan tidak mau berbagi masalah. Apa lagi tahu anaknya jauh di perantauan. Betapa mereka pintar berbohon hanya untuk menenangkan kondisi psikologis anaknya yang selalu mereka doakan.

Dan Sekarang, bertapa Ku membutuhkan Mereka. Betapa Ku merindukan Kehangatan dan bahasa-bahasa ibu. Betapa ku memerlukan nasehat positif dari kedua orang tua.

Secara naluriah, Sebesar apapun status dan pendidikan kita, Harus Ku akui, Kedua orang tualah tempat kita memperoleh sebuah didikan dan pengharapan urapan ketika kita mulai lemah.

Dari Mereka, kita bisa sebesar ini teman.

Selagi mereka masih bisa memberikan nasehat, kita dengar. Karena betapa berharganya nasehat itu teman. Sebab, takalah hari itu tiba, mereka pasti kan kembali di sisi yg kuasa. Tak ada lagi nasehat dari mereka.

Akhir kalimat, bersyukurlah ketika mereka masih bisa mendidik kita.

GBALLLLLLLLLLLLLLLLLLL

Share

You may also like

No comments

Leave a Reply

Feature